MENGHARGAI & MENGHORMATI ILMU SPIRITUAL


Menghargai & Menghormati Ilmu Metafizik / Spiritual
 
Salah satu penentu keberhasilan pelajaran spiritual adalah seberapa besar seorang murid menghargai dan menghormati ilmu yang dipelajari. Seorang murid yang tidak menghargai Ilmu Metafizik  yang didapatkannya dari guru, maka kemungkinan besar akan gagal dalam belajar. Itulah mengapa, selama ini tidak ada orang yang berhasil mengambil manfaat dari Ilmu Metafizik yang didapatkan dengan mudah dari buku-buku metafizik  yang dijual sangat murah di kedai buku atau dari artikel-artikel internet yang tidak jelas dari siapa sumbernya.
  
Tradisi Keilmuan mengajarkan, bahawa rahsia sebuah Ilmu Metafizik  hanya boleh diterangkan / diturunkan kepada murid yang pantas dan sungguh-sungguh ingin mempelajari ilmu tersebut. Apabila tanpa alasan yang kuat, rahsia ilmu dibukakan kepada umum (bukan kepada murid yang sungguh-sungguh ingin belajar), maka akan menghancurkan kehormatan dan kesyakralan ilmu itu sendiri. Jadi oleh sebab itu,sebelum seseorang membuat keputusan untuk belajar,bersihkan niat dan fikiran anda dan jujur pada diri sendiri.


Merupakan Usaha / Pengorbanan Murid
 
Masih terkait konsep, bahwa seorang murid haruslah menghormati ilmu yang didapatkan dari guru agar berhasil dalam pelajaran, maka satu-satunya cara yang paling efektif agar murid menghargai dan menghormati ilmu adalah dengan melihat usaha atau pengorbanan murid untuk mendapatkan rahsia ilmu tersebut.

Menurut cerita guru-guru kami, pada zaman dulu, belajar Ilmu Metafizik tidak semudah sekarang. Pada umumnya, guru akan menguji kesungguhan murid sebelum menurunkan ilmunya. Seorang murid akan rela melakukan apapun untuk gurunya agar guru bersedia mengajarkan ilmu. Murid biasanya tinggal atau mengikuti gurunya selama beberapa tahun, melayani dan membantu pekerjaan gurunya. Inilah yang disebut "pengorbanan". Dengan adanya pengorbanan ini, maka penghargaan terhadap ilmu spiritual selalu terjaga. Dan seorang guru pun mendapatkan haknya untuk menikmati berkah dari ilmu yang dilestarikannya. Begitu juga dengan pengalaman berharga Dr.Rizal juga banyak pengorbanan yang telah dilakukan untuk menuntut ilmu spiritual selama puluhan tahun dan proses itu masih berlaku sampai sekarang ini.

Zaman telah berubah. Cara pengorbanan yang mengharuskan murid untuk hadir, mengikuti dan membantu pekerjaan gurunya dalam waktu tertentu, mungkin kurang praktikal apabila diterapkan kepada masyarakat moden seperti sekarang. Semua orang ingin yang cepat dan mudah kerana tidak punya banyak waktu lapang. Maka demi kepraktisan, para guru kemudian menciptakan cara pengorbanan yang praktis dan sesuai tuntutan zaman.

Untuk melihat keseriusan murid, guru-guru zaman sekarang, menentukan mahar atau yuran kursus berupa sejumlah wang atas ilmu yang akan dipelajari murid. Cara praktikal semacam ini mungkin menjadikan seorang guru terlihat "mata duitan" alias hanya ingin mendapatkan wang. Anggapan semacam ini tentu saja tidak adil untuk guru. Anda tentu sepakat bahawa orang yang tidak berterima kasih dan tidak menghargai usaha guru dalam mengajar atau membantu adalah manusia kikir yang mahunya senang tanpa berkorban.

Seandainya ada guru yang mengharapkan imbalan atas pelajaran yang diberikannya itu pun sah-sah saja. Kita memang punya prinsip bahawa ilmu tidak boleh dibeli dengan wang, tapi tenaga dan waktu yang diluangkan oleh seorang guru untuk melayani murid tetap ‘wajib’ untuk dihargai dengan wang dan penghormatan. Bagaimanapun guru juga manusia biasa, perlu pembiayaan untuk menunjang kehidupannya. Sekali lagi, adalah murid yang kejam,melampaui batas dan tidak tahu diri apabila ada murid yang ingin mendapatkan ilmu sebanyak mungkin dari guru, kemudian mengharapkan guru-nya selalu "ikhlas" berjasa menurunkan ilmu kepada murid, tetapi murid tersebut tidak mahu berkorban sedikitpun demi guru, alias tidak mahu balas budi.

Namun akhir-akhir ini, kami melihat ada kesalahan pemahaman mengenai hal ini. Masyarakat - dengan ketidaktahuannya - banyak menganggap bahawa setiap guru yang menentukan yuran sebagai syarat mengikuti sebuah pelajaran Ilmu Metafizik / spiritual dianggap sebagai guru yang tidak ikhlas, hanya menginginkan wang. Sekali lagi, anggapan ini tidak sepenuhnya benar, dan tidak adil untuk guru.

Kami rasa cukup penjelasan mengenai masalah yuran untuk mendapatkan program Anugerah Agung. Terimakasih atas perhatian Anda. Semoga artikel ini menambah wawasan dan menimbulkan kesedaran / pemahaman baru bagi Anda.